Rumah tradisional Bandung, atau yang lebih dikenal dengan sebutan rumah adat Sunda, merupakan salah satu ciri khas arsitektur yang memukau di Indonesia. Rumah tradisional Bandung memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dari rumah tradisional daerah lain.
Salah satu ciri khas rumah tradisional Bandung adalah atapnya yang melengkung. Atap rumah Sunda biasanya terbuat dari anyaman bambu atau ijuk yang memberikan kesan alami dan artistik. Menurut arsitek terkenal, Budi Pradono, atap yang melengkung ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Sunda yang harmonis dengan alam.
Selain atap yang melengkung, rumah tradisional Bandung juga memiliki dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau kayu. Material alami ini memberikan kesan sejuk dan ramah lingkungan. Menurut arsitek Bandung, Ahmad Djuhara, penggunaan material alami dalam arsitektur rumah tradisional Sunda adalah bentuk keberlanjutan budaya lokal.
Tak hanya itu, rumah tradisional Bandung juga memiliki tata letak ruangan yang simetris dan terbuka. Ruang tamu biasanya berada di bagian depan rumah dengan pintu masuk yang menghadap ke arah utara. Menurut antropolog budaya, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, tata letak ruangan yang simetris ini mencerminkan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan masyarakat Sunda.
Dengan keunikan dan keindahannya, rumah tradisional Bandung menjadi salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, upaya pelestarian rumah tradisional Bandung perlu terus dilakukan agar generasi mendatang dapat menghargai dan memahami kekayaan budaya Sunda.
Dengan ciri khas arsitektur yang memukau, rumah tradisional Bandung merupakan simbol kearifan lokal dan keindahan alam Indonesia. Rumah adat Sunda tidak hanya sebagai tempat tinggal, namun juga sebagai cerminan nilai-nilai dan identitas budaya masyarakat Sunda. Semoga keberadaan rumah tradisional Bandung tetap lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi masa depan.